Kamis, 06 Oktober 2011

GLIDIK...

Pernahkah sahabat mengetahui istilah GLIDIK? kalau ditambah awalan 'ng' di depannya maka akan jadi istilah bagi anak yang nakal (dalam bahasa Jawa). Tapi GLIDIK adalah satu istilah populer di kawasan seputar Jogja yang berarti bekerja di luar kampung. Walau beragam profesinya mulai dari buruh tani, buruh panen, tetapi lazimnya istilah ini dipergunakan untuk tukang bangunan. Di sini seseorang akan melewatkan seminggu atau lebih waktunya untuk berpisah dengan keluarga tercinta demi mencari penghasilan di luar kampungnya.


Istilah ini pertama kali kukenal saat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata di dukuh Gambir Sawit atau Pangkah, Lemah Bang, di kawasan Prambanan. Dalam keseharian, dukuh yang kami tempati akan kehilangan para pemuda dan beberapa kepala keluarga karena pergi ke kota Jogja untuk melaksanakan borongan proyek perumahan, jembatan, atau jalan. Nach.. di malam Minggu biasanya mereka akan berkumpul lagi dengan keluarga, sambil membawa uang tentunya, dan sejenak melepas rindu dengan famili tercinta. Namun acapkali mereka bisa berminggu-minggu di kota dan pulang dengan tangan hampa karena bayaran yang tertunda.

Glidik bagiku mengungkap suatu makna bahwa harus ada yang dikorbankan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Kehangatan keluarga sehari-hari, belai sayang Ayah pada anak dan istri tercinta, serta kepercayaan yang tinggi kepada pasangan hidup bahwa tak ada yang 'berubah' selama aktivitas glidik dilakukan. Begitupun dengan sebagian kita yang merantau untuk mengadu nasib. Dengan semangat glidik yang tinggi, mari kita buktikan bahwa kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Tak perlu melihat ke belakang atau takut akan besarnya pengorbanan yang kita keluarkan, tetapi fokus kepada sesuatu yang kita tuju tanpa hilang arang dan tenggelam dalam godaan. Semangat glidik kawan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar