Jumat, 25 November 2011

Saweran atau Paculan Penganten... Satu Khasanah Bangsaku Tercinta..


Sahabat.. ada satu tradisi unik yang menjadi khasanah budaya Indonesia. Tradisi itu adalah Saweran atau Paculan Penganten yang lazim diketemukan di daerah Serang, Banten. Saat ini memang hanya beberapa kelurahan saja yang masih melestarikan budaya ini, salah satunya adalah kelurahan Nambo Udik. Aku melihat tradisi ini beberapa hari yang lalu saat menghadiri uacara pernikahan bawahanku. Tadinya aku hanya mendengar dari mulut ke mulut saja, tapi akhirnya melihat dan ikut larut dalam tradisi tersebut.



Hemh.. itu bukan suasana arisan sahabat.. Gambar di atas adalah suasana dimana  acara dimulai dan dilaksanakan. Pengantin akan duduk di depan panggung, sebuah meja berisi baskom dari aluminium diletakkan di atas sehelai taplak meja. Orang-orang atau pengunjung (baca : penyawer), baik tua maupun muda, lelaki atau perempuan,yang merupakan tamu undangan atau pengunjung pesta, bahkan orang yang kebetulan melintas, akan menyalami pengantin lalu memutari meja dan melempar sejumlah uang recehan. Ya recehan.. suaranya gemerincing saat beradu dengan dinding baskom dan meramaikan suasana yang sudah dimeriahkan dengan sejumlah lagu dangdut bertemakan perkawinan, tentu saja bukan lagu Bang Toyib atau Alamat palsunya Ayu Ting Ting lho..  Waktu itu, aku ikut nyawer dan hemh.. merinding rasanya..

Dalam kesempatan lain, jika ada hiburan orkes dangdut atau organ tunggal, penyawer bisa berdiri saja di dekat pengantin, menggenggam uang kertas yang disusun rapi dan dilambaikan di depan pengantin. Layaknya penyanyi kampung yang disawer, maka pengantin akan mengambil helai demi helai uang kertas dari penyawer sembari senyum dan bilang terima kasih tentunya. Sedangkan untuk prosesi memutari meja, bisa dilakukan berkali-kali sampai uang habis tapi tetap menyalami pengantin dulu sebelum melempar uang, kalau kurang? Tambah lagi deeeh uangnya.. dan muter lagi.. tarrriiik..

Sebenarnya ada perbedaan makna antara Saweran dan Paculan.. Hal ini menurut sesepuh warga setempat yang berhasil kukorek keterangannya. Saweran biasanya dilakukan jam empat sore, menggunakan recehan dan beras kuning, dimana beras kuning akan ditaburkan ke pengantin, dan recehan tetap di baskom. Sepanjang prosesi, ada yang mendendangkan kidung-kidung Sunda buat sepasang pengantin. Beras kuning menunjukkan rasa manis/gurih yang melambangkan bagaimana kehidupan pengantin akan menjadi kebanggaan atau kesayangan keluarga. Jika beras kuning dan recehan banyak didapat, maka keluarga baru tersebut akan berlimpah dengan kebahagiaan nantinya dan berlaku sebaliknya. Sedangkan Paculan akan diadakan di malam hari setelah pesta akan berakhir, dengan prosesi seperti yang telah aku ceritakan di paragraf sebelumnya. Banyaknya uang paculan yang terkumpul melambangkan bagaimana rejeki keluarga ini nantinya. Makin banyak maka makin sejahtera, sebaliknya jika cuma sedikit maka.. harus kerja lebih keras lagi dech..

Yang lebih unik adalah bila keluarga pengantin doyan atau hobby nyawer. Alhasil, akan ada semacam  persaingan dari kedua keluarga pengantin, banyak-banyakan nyawernya. Hahaha.. acara pasti akan jadi lama dan seru karena masing-masing pihak tidak mau kalah pamor. Ah.. begitu kaya bangsaku..

Sabtu, 29 Oktober 2011

Punjungan bin Rantangan alias Tonjokan atawa Undangan Kelas Berat..

Aku masih di beranda rumah saat satu motor berhenti di depan rumahku. Turunlah seorang wanita yang sepertinya kukenal (mungkin dulu adik kelasku waktu SD). Sambil tersenyum menanyakan apakah Ibuku ada dan mengulurkan tangannya menyampaikan sebungkus plastik berisi kotak. Dia mengatakan bahwa itu adalah punjungan dari Ibu ABC yang mengadakan hajatan pernikahan anaknya. Setelah kuterima dan mengucapkan terima kasih, dia pun pergi dengan pemboncengnya yang masih memegangi beberapa bungkusan lain yang sepertinya akan diantarkan ke alamat lainnya. Ah.. semoga bukan tempat Ayu Ting Ting karena gak akan nyampai sebab alamatnya palsu.. hehehehe..

Yap.. itulah punjungan yang juga kukenal sebagai tonjokan atau rantangan dan lebih tepatnya adalah undangan kelas berat. Kenapa? karena biasanya yang mendapatkan bingkisan ini harus dan wajib datang ke hajatan atau syukuran yang diadakan pengundang. Mau tahu lagi kenapa? sudah dicatat pastinya oleh si empunya hajat, ntar kan tinggal nyocokin ame nama-nama di kotak amplop. Kalau gak datang? idih.. ketahuan looh.. Ini adalah tradisi yang turun menurun di daerahku. Bentuknya bisa berupa nasi kotak, sepaket rantang berisi nasi, sayur, dan lauk pauk, atau satu ceting (tempat nasi) dari plastik yang berisi makanan dengan paket yang relatif sama. Hemh.. ada gak di daerah kalian? kalau ada.. apa namanya?


http://www.cateringjakarta.net

Kamis, 06 Oktober 2011

GLIDIK...

Pernahkah sahabat mengetahui istilah GLIDIK? kalau ditambah awalan 'ng' di depannya maka akan jadi istilah bagi anak yang nakal (dalam bahasa Jawa). Tapi GLIDIK adalah satu istilah populer di kawasan seputar Jogja yang berarti bekerja di luar kampung. Walau beragam profesinya mulai dari buruh tani, buruh panen, tetapi lazimnya istilah ini dipergunakan untuk tukang bangunan. Di sini seseorang akan melewatkan seminggu atau lebih waktunya untuk berpisah dengan keluarga tercinta demi mencari penghasilan di luar kampungnya.


Istilah ini pertama kali kukenal saat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata di dukuh Gambir Sawit atau Pangkah, Lemah Bang, di kawasan Prambanan. Dalam keseharian, dukuh yang kami tempati akan kehilangan para pemuda dan beberapa kepala keluarga karena pergi ke kota Jogja untuk melaksanakan borongan proyek perumahan, jembatan, atau jalan. Nach.. di malam Minggu biasanya mereka akan berkumpul lagi dengan keluarga, sambil membawa uang tentunya, dan sejenak melepas rindu dengan famili tercinta. Namun acapkali mereka bisa berminggu-minggu di kota dan pulang dengan tangan hampa karena bayaran yang tertunda.

Glidik bagiku mengungkap suatu makna bahwa harus ada yang dikorbankan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Kehangatan keluarga sehari-hari, belai sayang Ayah pada anak dan istri tercinta, serta kepercayaan yang tinggi kepada pasangan hidup bahwa tak ada yang 'berubah' selama aktivitas glidik dilakukan. Begitupun dengan sebagian kita yang merantau untuk mengadu nasib. Dengan semangat glidik yang tinggi, mari kita buktikan bahwa kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Tak perlu melihat ke belakang atau takut akan besarnya pengorbanan yang kita keluarkan, tetapi fokus kepada sesuatu yang kita tuju tanpa hilang arang dan tenggelam dalam godaan. Semangat glidik kawan..

Jumat, 30 September 2011

Mau kaya? Kerja aja di Bank BUKOPIN..

Dulu.. selagi belum dapat gawean.. Aku sering bergurau dengan teman-temanku. Melihat dunia kerja yang begitu dinamis dengan kompetisi yang demikian ketat sekarang, ternyata satu pekerjaan yang tak pernah ada waktu tunggu adalah menjadi Pastor. Buktinya.. belum ada ceritanya Pastor itu menganggur.. Hehehe..

Tapi sebelum gurauan itu, aku sudah mempopulerkan satu gurauan bahwa agar cepat kaya (sebab Pastor jarang yang kaya..) , kita bisa bekerja di bank. Modalnya sedikit, untungnya banyak pula.. Kerja aja di bank BUKOPIN alias Buka Koprok Pindah Pindah... Hahaha..


Koprok yang kukenal adalah salah satu permainan judi yang memanfaatkan dadu atau kubus bergambar. Biasanya berjumlah 4 (ukuran 10x10x10 cm) atau 8 (ukuran 5x5x5cm) dan berisi gambar binatang serta angka. Jumlah perbandingannya adalah 1 : 3 dimana satu dadu akan berisi gambar 3 binatang berbeda (kupu-kupu, kadal, gajah, guda, burung, dll) dalam dua warna berbeda (hitam, merah, biru, atau hijau) sehingga di keenam sisi dadu akan berisi gambar binatang yang tidak sama warna dan jenisnya. Dadu-dadu lainnya akan berisi angka 1-6 dalam bentuk bulatan berwarna sama (merah atau hitam). Hal yang sama juga berlaku untuk permainan 8 dadu dengan perbandingan dua kali lipatnya.

Cara mainnya sederhana, diperlukan sebuah lapak dari plastik yang sudah dilengkapi 18 kotak dalam dua bagian. Setiap bagian berisi 9 kotak berisi 6 kotak angka 1-6 dan 3 kotak gambar binatang. Bedanya.. bagian pertama dan kedua pada kotak binatang akan berbeda warna. Peralatan lainnya adalah sebuah alat pengocok dadu yang terdiri dari alas bundar dilapisi beludru atau karpet, serta penutupnya berbentuk tabung yang tertutup di satu sisinya (seperti panci) dan di dalamnya dilapisi kain beludru atau karpet  juga. Tujuan dilapisi kain beludru atau karpet adalah biar hentakan dadu saat diguncang tidak berisik sehingga tidak mengganggu lapak KOPROK yang lain. Alat terakhir tentu saja uang yang akan dijadikan taruhannya..

Nach.. permainan pun siap dimulai dengan syarat ada bandar dan petaruhnya. Dadu akan diguncang satu kali dalam kondisi tertutup. Petaruh lalu memasang taruhan dengan meletakkan uang di kolom angka dan binatang. Bisa pasang di satu kolom atau dua kolom bersamaan. Setelah dirasa tidak ada yang memasang lagi, maka bandar akan membuka hasil guncangan dadu.. Dar!! maka riuhlah suasana.. Yang tebakan angka atau binatangnya tidak terlihat di sisi atas dadu siap-siap saja uang langsung ditarik.. Yang terlihat? tunggu dulu.. Yang satu kolom angka akan mendapatkan uang sebesar taruhannya dikali jumlah angka yang muncul, misal angka 3 muncul di tiga dadu maka akan mendapat tiga kali dari uang taruhan. Yang pasang di dua kolom angka akan mendapat dua kali lipat jika keduanya muncul, tapi jika satu yang muncul akan dianggap seri. Gambar binatang akan mendapat dua kali lipat dari taruhan jika muncul. Jika pasang di kolom angka dan binatang dan keduanya muncul maka akan mendapat tiga kali lipat dari taruhan. Hemh.. kadang-kadang, beda desa sudah beda pula aturannya..

Karena permainan, so pasti sudah banyak trik di dalamnya. Pertama, awal mulai biasanya terlihat ramai dan bandar seolah kalah, padahal para petaruh hanya teman-teman si bandar lho.. pancingan getchu. Kedua, bandar biasanya pakai pengocok dadu anak kecil, karena dosanya sedikit sehingga kocokannya sukar ditebak. Ketiga, ada beberapa jimat untuk menerawang ke dalam kocokan yang tertutup misalnya uang kertas yang nomor serinya kembar lima angka, bambu yang dilubangi kumbang hingga tembus di kedua sisinya, sampai saat berjudi jangan memakai celana dalam hehehe.. Padahal si bandar pasti juga gak kalah jimat kan?

Well.. hanya sebuah permainan tebakan, dan biasanya ditemui dalam hajatan penduduk desa, ulang tahun desa, atau setiap pentas musik (baca : organ tunggal). Meski judi, dan kerap diusir petugas, tapi tetap ramai karena si oknum sudah dikasih jatah keamanan. Jujur aku pernah iseng ikut permainan itu dan hebatnya tanpa trik apapun aku selalu menang. Tapi biasanya di tengah permainan kabur karena melihat bayangan bapak yang seolah tahu aku sedang berjudi hahahaha.. Makasih ya Pak, sebab menurut pengalaman, jika diteruskan, tidak ada yang bisa mengalahkan bandar. Jika menang besarpun tak boleh meninggalkan kalangan judi, tanggung risiko digebukin teman-teman bandar yang kalah. Aduuuh.. Itulah Indonesiaku.. Kangen juga dengan permainan ini.. Adakah permainan ini di tempatmu sahabat?

Senin, 26 September 2011

Pengennya Aku Sich...

Pengennya aku sih.. selalu bersama..
Walau jauhnya jarak telah mengujinya..
Dan sering aku kalah olehnya..

Pengennya aku sebenarnya tetap bertegur sapa..
Meski tak bertatap mata tapi setidaknya dengan kiriman kata
Atau renyahnya suara jika tak terkendala pulsa..

Pengennya aku sejatinya takkan pernah melupa..
Sebab pernah terangkai cerita antara kita..
Dimana sering terkorbankan yang lainnya hanya untuk bisa bersama..

Pengennya aku aslinya semoga aku lekas kaya..
Punya uang banyak dan tak menjadi lupa daratan karenanya
Sebab aku ingin ajak kalian tamasya.. gratis plus naek pesawat pula..
Boleh kok bawa bola atau siapkan kamera..

Pengennya aku andai semua tak terengkuh juga..
Aku selalu pengen denger cerita kalian bahagia di sana..
Lihat kalian tetap tampan dan cantik jelita..
Dan yang paling penting tetap selalu riang dalam canda tanpa duka..

Nach.. pengenku yang terakhir adalah agar tak pernah kulupa berdoa..
Untuk kalian yang selalu mengingatkanku akan arti setia..
Dalam suka dan duka.. untung dan malang.. lagi tajir maupun kantong merana..
Akan satu cerita bagaimana mencari sahabat.. buat keturunan kita...
Apakah kita masih punya pengen yang sama??

Minggu, 25 September 2011

Barosok.. Satu yang unik di negeri ini..

Hanya masalah waktu.. ketika kita tertarik untuk mengingat, memikirkan, bahkan menuangkan dalam bentuk lagu atau tulisan, sebuah hal yang pernah kita ketahui. Akupun begitu.. Dalam dekapan target untuk menyelesaikan laporan mendadak di pagi ini, malah 'membuang waktu' untuk menulis tentang hal unik yang aku ketahui.


Barosok.. satu kebiasaan unik di daerah Sumatera Barat dimana pasti adikku yang keling ini lebih mengetahui tentang tradisi di kampungnya. Satu tradisi jual beli di pasar hewan yang mensyaratkan tawar menawar plus DEAL harga antara penjual dan pembeli dilakukan dengan bersalaman, dibalik kain sarung (lazimnya), jaket, atau baju kalau tidak membawa sarung, dan memanfaatkan jemari mereka untuk penanda naik turunnya harga. Hemh.. kebayang ribetnya bukan? telunjuk, kelingking, jempol, jari tengah, dan jari manis pun ada harganya di sini. Sayangnya dalam liputan di salah satu stasiun TV swasta di negeriku ini, tidak diungkap bagaimana jika di antara pembeli dan penjual ada yang mengalami cacat bawaan atau cacat karena kecelakaan dimana ada anggota jemarinya ada yang hilang. Pasti jadi lebih spesial karena masak iya hanya karena tak lengkap tidak boleh melakukan transaksi di pasar hewan..
Tradisi ini punya beragam makna yang menurutku salah satunya adalah bagaimana menjaga rahasia sesuatu yang tidak menguntungkan atau dalam kata lain merugikan jika diketahui umum. Hah? terang saja kawan.. harga hewan ternak yang sudah disepakati tentu memiliki banyak arti bagi penjual maupun pembelinya. Pertama, si penjual tetap menjaga kerahasiaan pasaran hewan-hewannya sehingga harga di pasar hewan tersebut tidak akan diacak-acak oleh oknum yang bermodal besar dengan cara banting harga di bawah harga para pejual lainnya. Kedua, si penjual bisa beroleh untung lebih jika memang lihai bertransaksi tanpa intervensi pihak lain saat momen tawar menawar berlangsung. Ketiga, bagi pembeli yang akan menjual kembali 'belanjaannya' bisa meninggikan label tawaran untuk hewannya tersebut untuk mencari untung. Keempat, pembeli akan lebih leluasa untuk nego harga karena saat itu hanya ada dirinya dan si penjual tanpa ada pembeli lainnya yang bisa saja menaikkan tawaran lebih tinggi. Kelima, bagi kita yang tidak melakukan merupakan pelajaran yang berharga mengenai arti pentingnya menjaga suatu rahasia.


Barosok, semoga tetap lestari sebab di negeri ini, rahasia seolah sudah tidak memiliki lagi ruang privasi untuk berlindung. Semua dikorek habis, ada yang memang untuk kebenaran, mencari sensasi, atau untuk menjatuhkan yang lain. Jika tradisi ini bisa diambil nilainya, tentu saja tidak ada lagi pematian karakter, korupsi massal atau berjemaat, dan kebohongan publik yang dilakukan oleh para pemimpin kita.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Ini Biru Donker...

Satu cerita lama jaman orientasi di fakultasku. Tenang.. tak ada cerita kekerasan fisik di sini sebab memang sudah tidak aku dan kawan seangkatanku alami. Yang ada hanya pengenalan lingkungan kampus belaka. Tapi namanya orientasi, tetap saja ada aturan mainnya. Salah satunya adalah pemakaian kaos orientasi yang disediakan panita dengan harga tertentu. Bagi yang tidak mau beli, panitia memberi kelonggaran untuk memakai kaos bebas asalkan berwarna sama dengan kaos orientasi yaitu biru donker. Simpel bukan ?

Tapi namanya ABG, bukan aneh kalau yang simpel pun dibikin rumit. Kenapa rumit ? ya karena jika tidak ada aturan maka akan ada konsekuensi atawa hukumannya. Hari pertama pun sudah dimulai dengan kegaduhan dimana ada salah satu calon mahasiswa baru yang memakai kaos biru muda. Hemh.. cari mati nich anak. Sebut saja namanya Tampan (karena laki-laki). Tampan dengan pedenya berlalu lalang di depan panitia dengan kaos biru mudanya. Tanpa takut, tanpa risih, dan tanpa bersalah, si Tampan ini santai saja menebar senyum ke semua orang baik panitia maupun sesama calon mahasiswa baru.

Dari kejauhan aku penasaran sekali dengan si Tampan ini. Sehebat apa sih dia, apa dia anak rektor calon universitasku ya? Kok gak ada yang negur? Aku melangkah pelan-pelan mendekatinya. Dan.. dari jarak lima meter dari si Tampan, aku sudah terpingkal-pingkal sampai keluar air mata. Pantas saja dia tidak ditegur.. soalnya di kaos biru muda itu tertulis... INI BIRU DONKER!!! Akupun membayangkan bagaimana kalau ada panitia yang menegurnya..
Panitia              : ’kamu kok tidak pakai kaos biru donker?’
Tampan            : ’pakai dong kak!’
Panitia              : ’itu kan biru muda! (sewot)’
Tampan            : ’bukan, kata siapa.. kakak bisa baca kan, ini apa bacaannya..?’
Panitia              : ’GRRRRRRHHHH...’ sambil gemes..


Sabtu, 23 Juli 2011

Sampai jumpa.. di ujian yang sama semester berikutnya..


Masih segar di ingatanku walau peristiwa konyol ini terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Saat itu menjelang siang saat aku mengikuti UAS (Ujian Akhir Semester) salah satu mata kuliahku. Ruangan yang tadinya ramai dengan gelak tawa langsung senyap seketika saat soal dibagikan. Kami pun terdiam membaca setiap soal (baru membaca lho) dan aku berharap bahwa ada keajaiban sehingga ujian kala itu dibatalkan. Susah sangaaaatt..

Suasana hening mulai terusik dengan bunyi tuts demi tuts kalkulator untuk mengerjakan soal yang 75% memerlukan perhitungan. Bunyi kertas dibolak balik dan kocokan type-x waktu itu ikut sedikit meramaikan seisi ruangan. Dan aku masih berkutat di soal nomor satu.. Ah.. gak kelar nich.. keluhku saat itu.

Sepuluh menit berlalu.. masih dengan suasana tenang.. dan saat menit kedua puluh terlampaui.. terdengar bangku berderit dan seorang teman cowokku maju ke depan kelas. Kukira akan minta ijin ke belakang karena biasanya dalam kondisi tertekan.. kita akan merasakan hasrat untuk buang air kecil bukan? Tapi tidak.. ternyata dia MENGUMPULKAN lembar jawabannya.

Seisi kelas pun takjub dibuatnya.. Serentak kami menghentikan pengerjaan soal dan terkesima olehnya. Dia.. telah menyelesaikan jawabannya dan kami masih berkutat di ruangan yang tiba-tiba menjadi panas, pengap, gaduh, dan ajaib.. menyempit. Kami seolah-olah terpacu dan mencoba menyelesaikan soal demi soal dengan cepat.. Masak kalah dengan si dia tadi..

Yap.. akhirnya kuselesaikan juga UAS ini dengan ngos-ngosan. Segera ku keluar untuk cari oksigen yang demikian sedikit kujumpai di ruangan ujian ini. Dan.. itu dia bocahnya.. tersenyum seakan mengejek kami yang lebih lambat darinya dalam mengerjakan soal. Kami pun menghampirinya.. dan ternyata.. dengan santainya dia menjawab bahwa sebenarnya dia cuma menulis beberapa kata dalam lembar jawaban. Apa coba? ”maaf bu.. saya belum belajar.. sampai jumpa di ujian yang sama di semester berikutnya..”

Gubbraaakk.. gemeeeesss bangeeeettt..... gitu aja kok butuh dua puluh menit. Aku juga mampu melakukannya dalam lima detik bro.. Hemh.. kalau jadi bu dosen.. akan kutulis juga dalam lembar jawaban yang sama ”Siap Ndaaan.. aku juga jadi gak sempat ngoreksi nich..”

Diabetes Mellitus.. Gambaran, Jenis dan Gejalanya..


Diabetes Mellitus (DM) dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai penyakit kencing manis. DM adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah yang berlebihan dan terjadi secara menahun. Disebut penyakit kencing manis, karena dalam urin (kencing) penderita DM dapat diketemukan zat gula yang mana seharusnya tidak diketemukan. Hal ini bisa jadi dikarenakan fungsi ginjal sebagai filter mengalami kerusakan.

Zat gula diperlukan oleh tubuh untuk diubah menjadi energi / tenaga. Zat gula diperoleh tubuh melalui makanan terutama yang mengandung karbohidrat dan gula. Hampir semua makanan yang kita makan dapat diubah menjadi zat gula. Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula akan diedarkan ke seluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula karena kurangnya aktivitas, akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang melakukan aktivitas, seperti olah raga, kelebihan zat gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak, sedangkan bagi orang yangg sering beraktivitas akan tersimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet binaragawan.

Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot, terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi apabila kadar gula dalam darah tinggi karena belum dibutuhkan oleh tubuh, yang akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi otot dan lemak. Sebaliknya bila zat gula dibutuhkan oleh tubuh (karena adanya suatu aktivitas) dan sementara belum ada masukkan zat gula lewat makanan, maka hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga. Begitulah mekanisme pengaturan keseimbangan kadar zat gula didalam tubuh manusia yang normal.

Dalam tubuh penderita DM, hormon insulin yang seharusnya mengontrol kadar gula dalam darah, 'terlena' sehingga kadar gula tetap tinggi dan terbuang lewat urin (kencing). Hal ini yang menyebabkan penyakit ini disebut dengan penyakit kencing manis.

Saat ini dalam dunia kedokteran dikenal ada 2 jenis penyakit DM.
Yang pertama dikenal sebagai DM tipe 1. Penyebab dari DM tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Pada penderita DM tipe 1, pankreas-nya secara terlahir tidak menghasilkan hormon insulin. Akibatnya dari kecil sampai tua, penderita ini sangat tergantung dengan hormon insulin buatan yang harus disuntikkan pada tiap saat tertentu. DM tipe 1 ini biasanya diturunkan oleh orang tuanya. Gejala untuk DM tipe 1 bisa klik disini.

Untuk DM tipe 2, penderitanya sebelumnya tidak mempunyai gangguan pada pankreas maupun produksi hormon insulin-nya. Dengan berjalannya waktu, pengeluaran hormon insulin-nya mulai mengalami gangguan. Gawatnya, penderita DM tipe 2 seringkali tidak terdiagnosis pada awalnya dan terdeteksi (biasanya pada umur 50 sampai 65 tahun) setelah penyakit ini mulai menunjukkan komplikasi berupa kerusakan pada organ tubuh seperti: mata, ginjal, saraf, gusi, gigi dan pembuluh darah. Nach. . gejala untuk tipe 2 ini bisa diklik di sini. Hemh..
penasaran.. kunjungi saja situs http://penyakitdiabetes.net dan selamat belajar mengenai diabetes terlebih mengenai pengobatannya..

Catatan : artikel ini dikutip dari bahan kuliahku dulu dan dari http://penyakitdiabetes.net

Jumat, 22 Juli 2011

Udah kenceng.. salah pula...


Waktu sudah semakin senja, matahari pun dengan anggunnya bersiap meradu di seberang pantai indah di pulau Jawa ini. Seorang pemuda, dengan malu-malu mengeluarkan hape-nya dan lirik kiri kanan. Kukira dia akan mengambil gambar sunset di pantai itu. Tapi ternyata tidak.. Karena dirasa kondisi aman (baca:sepi) dia mengarahkan hape itu ke wajahnya sendiri.. alamak.. narsis kali..

Setelah ceprat-cepret mengambil gambar wajahnya yang lumayan cakep walau agak item, dia tiba-tiba bersuara agak keras tapi terdengar olehku. ”Yach.. saat ini saya sedang menikmati sunset yang indah di Pantai Ujung Aspal...”. Dia masih terus berbicara dan beraksi sebagai si Bolang yang beruntung. Tapi akh...

Aku tertawa terbahak-bahak walau agak telat.. Mana ada Pantai Ujung Aspal? Sebab aku dan juga dirinya sedang berada di Pantai Ujung.. Genteng!! Ujung Aspal rasanya hanya ada di Pondok Gede (kata bang Iwan Fals) walau aku menemukan juga ujung aspal di Gisting, satu daerah di Tanggamus, Lampung. Singkat cerita.. setelah cuap-cuapnya selesai, iseng ku mendekat dan meminta putar ulang video yang baru saja di capture nya.. Hasilnya? Hahaha.. udah kenceng.. salah pula.. B2G2.. bego bego gimana gitow....

ganteng sich.. tapi.. hahaha...

Minggu, 17 Juli 2011

Aku Tahu Itu Pasti Dirimu..


Masih kuingat menjelang pagi ini hapeku berdering..
Sekali.. Dua kali.. dan Ketiga kalinya..
Dari nomor yang sama tanpa nama.. dan tak asing lagi..
Nomor lama yang terngiang di kepala tanpa harus mengingatnya..

Sengaja tak kuangkat karena kutahu itu pasti dirimu..
Wanita terhebat yang pernah kutaklukan..
Wanita sempurna yang pernah memelukku..
Wanita terbaik yang sempat berbagi kasih sayang..
Wanita tercantik.. ah bener gak ya.. hahaha... yang pernah kucium tentunya..

Tak ada SMS kecewamu.. atau paling tidak apa maksud panggilanmu..
Tiada susulan panggilan lagi dari nomormu..
Semenit.. lima menit.. hingga puisi rusak ini selesai kuketik..
Tak ada lagi follow up dari kejadian tadi di hapeku..
Padahal mungkin kau tak tahu kan..
Aku begitu menginginkan hal itu..

Itu pasti dirimu.. yang kangen dengan suaraku..
Jangan bohong! Tak mungkin aku gede rasa untuk kali ini..
Firasatku berkata seperti itu.. seperti beberapa tahun yang lalu..
Ini pasti karena lantunan doamu untukku setiap hari..
Membuatku mampu memutuskan untuk berpikir di luar nalarku..
Menarik pelatuk dari laras panjang emosiku yang mulai meninggi..
Duar!! Dan aku melesat bagai sang peluru.. meninggalkan tahunan kisahku..

Di ujung pergantian hari.. akupun tersenyum sendiri..
Menyadari akan kemunafikanku untuk tak menerimamu lagi..
Membiarkan pantang dalam hidupku membelenggu..
Menghalangi rasa yang sebenarnya masih menggebu..
Aku kembali tersenyum geli..
Tanpa berpikir bahwa mungkin hapemu hilang dan ditemu orang..
Atau itu ulah iseng dari pendamping barumu..
Persetan.. aku masih percaya itu pasti dirimu..

Jangan Main-main dengan Waktu Kadaluwarsa Obat..


Malam belum begitu larut kemarin saat kusaksikan satu liputan menarik di program salah satu stasiun TV swasta. Liputan mengenai peredaran obat-obat kadaluwarsa yang didaur ulang dengan sederhana lalu dijual lagi dengan harga yang juga “sederhana”. Terhenyakku seketika.. apalagi setelah di penghujung acara, salah satu produk obat dari pabrikku bekerja turut ditampilkan di sana. Disamarkan sich iya.. tapi aku begitu mengenalnya sahabat.. Kalimat demi kalimat si pendaur ulang obat kadaluwarsa begitu menyakitkanku sebab beliau tidak berfikir tentang kesehatan orang yang akan mengkonsumsi obat kadaluwarsa tersebut (yang kodenya sudah dihapus dengan cairan kimia) asalkan didapatnya sejumlah uang untuk menghidupi keluarganya. Ah.. klasik nian.. di satu sisi kepentingan orang banyak sipertaruhkan tetapi di sisi lain perannya sebagai penopang hidup keluarga juga tak boleh diabaikan.

simsalabim.. hilang dech masa kadaluwarsanya..

Lupakan saja itu, sebab semua merupakan PR bagi pemerintah yang rasanya semakin tidak becus mengurusi dan mengusahakan hajat hidup rakyatnya. Mari sejenak melihat kembali tentang waktu kadaluwarsa obat yang sesekali kita konsumsi. Penentuan waktu kadaluwarsa obat dilakukan melalui serangkaian pengujian yang disebut uji stabilitas obat. Hal ini didasarkan bahwa selama penyimpanan ataupun transportasi, obat bisa mengalami perubahan secara fisik maupun kimia, sehingga diperlukan suatu uji stabilitas terhadap produk yang akan dipasarkan. Stabilitas yang dimaksud adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Kemampuan ini  (dalam rentang waktu tertentu) yang menunjukkan bahwa spesifikasi fisika, kimia, terapetik, mikrobiologi, dan toksikologi obat dapat dipertahankan.

Perubahan spesifikasi dapat berupa degradasi secara:
Fisika                  Cahaya  : stereoisomer, dimer, pecah rantai samping/ produk lain
                             Suhu      : pelelehan, kristalisasi, habit, polimorfi
Kimia                  Reaksi   : redoks, hidro/solvo-lisis, katalisis, asam-basa, pH
Mikrobiologi     Enzimatik : inaktivasi gugus rantai samping
Terapetik           Interaksi obat
Toksikologi       Metabolit, prodrugs

Dari hasil uji stabilitas, maka kita dapat mengetahu waktu kadaluwarsa dari suatu obat. Masa kadaluwarsa didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada tingkat konfidensi 95% bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap mengandung zat aktif tidak kurang dari batas bawah spesifikasi dari jumlah yang tertera pada label.
Contohnya, suatu obat memiliki tanggal kadaluarsa Juli 2009, maka sampai Juli 2009 produk tersebut masih memenuhi syarat mutu. Jadi adanya tanggal kadaluwarsa suatu obat merupakan jaminan mutu dari obat tersebut, jika suatu obat telah melewati batas kadaluwarsanya maka tidak ada lagi jaminan terhadap mutu obat tersebut. Misal obat golongan tetrasiklin akan bersifat toksik atau beracun jika sudah melewati tanggal / waktu kadaluwarsanya.

Uji stabilitas sendiri ada dua jenis, yaitu uji stabilitas dipercepat dan uji stabilitas jangka panjang. Pada uji stabilitas dipercepat, obat disimpan pada kondisi ekstrim di suatu lemari uji yang disebut climatic chamber. Kondisi ekstrim yang dimaksud adalah nilai suhu dan kelembaban udara yang melebihi kondisi kamar. Sedangkan pada stabilitas jangka panjang, obat akan disimpan dalam suhu dan kelembaban kamar (baca:normal). Pada bulan-bulan tertentu, obat yang disimpan dalam lemari climatic (pada uji stabilitas dipercepat) maupun pada uji stabilitas jangka panjang, akan diuji kualitas fisika, kimia maupun mikrobiologinya. Data hasil pengujian tersebut akan diolah secara statistika, sampai akhirnya kita menemukan tanggal kadaluarsa secara kuantitatif, dan tanggal tersebutlah yang akan dijadikan patokan kadaluwarsa obat yang nantinya harus dicantumkan dalam kemasan obat. Data yang diolah adalah data kinetik reaksi degradasi obat/sediaan yang dikenal dengan istilah orde reaksi. Secara garis besar, karena bermakna kecepatan, orde menentukan profil (waktu vs kadar) dengan slope = tetapan kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi kimia tergantung jumlah terjadinya tumbukan dua atom/molekul menghasilkan produk.

Oleh karena itu biasanya tanggal kadaluwarsa obat  yang sudah ditetapkan misal dua atau tiga tahun akan diambil dari tanggal proses awal saat bahan baku obat dibuka dari kemasan asal atau saat dimulainya proses penimbangan sebelum produksi. Hal ini berarti sifat asal / kimia bahan akan berubah karena terpapar kondisi di ruangan penimbangan yang tentu berbeda dengan kondisi dalam kemasan awalnya. Selain itu bisa juga dihitung saat bahan-bahan obat mulai dicampurkan satu sama lain yang berarti ada reaksi kimia di antara keduanya. Semua bergantung pada kebijakan perusahaan si pembuat obat.

Nah, menilik dari paparan di atas, alangkah sedihnya jika masih ada oknum yang tidak memperhatikan pentingnya masa kadaluwarsa obat. Atau betapa perihnya karena keterbatasan biaya maka pasien lebih memilih obat resep yang dijual murah di toko obat bukannya dari apotek resmi yang tak bakal menjual obat kadaluwarsa. Di penghujung tulisan ini aku hanya bisa berdoa semoga kesejahteraan hidup rakyat negara ini meningkat sehingga jikapun harus mengkonsumsi obat maka obat yang aman lah yang dikonsumsi. Selain itu semoga tingkat pendidikan dan kesadaran akan pengobatan juga membaik agar masalah obat kadaluwarsa tidak lagi dipandang sebelah mata. Terakhir, semoga setiap pengemas memiliki penandaan waktu kadaluwarsa obat yang bagus sehingga tidak mudah dihapus untuk disalahgunakan. Obat.. oh obat...

Jumat, 15 Juli 2011

BRAFO.. Ini salah sepertinya.. tapi aku suka..


Seperti halnya manusia pada umumnya, aku juga punya hobby atawa kebiasaan dalam siklus hidupnya. Dari seabgreg hobbyku, yang paling menantang pastinya backpacking. Tapi tak kurang menantang dan belum berapa lama kulakukan adalah motor touring. Nach.. touring paling jauh untuk sementara ini hanya dari Depok ke Ujung Genteng Beach Sukabumi (cupu banget.. hahaha). Tak apalah, yang penting proses touringnya kan? Bukan hasil akhirnya.. hahahay (membeladiri.net). Untuk hobby yang satu ini, aku ikut dalam satu komunitas yaitu BRAFO yang merupakan wadah buat anak-anak pabrik tempatku bekerja untuk menyalurkan  hasrat motor-motorannya (halah..)

Jaket BRAFO.. salah, tapi kusuka..

Untuk hobby yang satu ini sebenarnya ada hal yang menggangguku saat menekuninya. Itu biasanya kualami jika ada yang menanyakan kepanjangan kata dari BRAFO. What!! Aku juga bingung karena ini pasti salah.. mungkin yang dimau dulu adalah BRAVO yang artinya kalian juga tahu (tanya mbah Google kalau nggak tahu). Mash seputar kesalahan kata, di lengan kiri kanan ada badge yang bertuliskan ’SINE ON TRACK’. Apa lagi ni? Sinus Di Lintasan? Hemh.. saat aku protes ke pak ketua, katanya ini sudah dari pabriknya hehehe. Aku rasa yang benar Shine On The Track (Berkilau di Lintasan) atau malah Sin On The Track (Dosa di Lintasan.. hahaha). Apapun kesalahannya.. aku sangat menyukai komunitas yang tak mengenal jenis kelamin, jenis motor, jenis jabatan, jenis dompet dan isinya, dan lebih mengedepankan kebersamaan dalam... kesusahan dan penderitaan. BRAFO.. YES!!

Mengenal lagi tentang si Bau Badan..

    Iseng buka-buka file lama, menemukan file tentang sesuatu yang belum lama mengganggu aktivitasku. Yach.. itu kualami saat berdesakan di busway rute Kampung Melayu – Pasar Rebo dimana aku berdiri.. menderita.. di samping bapak-bapak yang Bau Badannya astajiiimmm.. luar biasa dahsyatnya.. Bila ini adalah kutipan dari blog tertentu, mohon maaf karena cuma nemu..
Udara panas dan lembab, seringkali membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Keringat pun mengucur sehingga akan menimbulkan bau yang tidak sedap atau Bau Badan. Tentu saja ini akan menjadi masalahmu dan orang di sekelilingmu kan? Untuk mengusir Bau Badan tersebut, ternyata parfum pun bukan satu-satunya pemecahannya. Perawatan tubuh lebih penting agar terpancar aroma segar mewangi dan membuat Anda tampil percaya diri. Mandi parfum setiap saat atau berendam dalam bathtub berbusa sabun wangi akan menjadi sia-sia bila masalah dasar pemicu Bau Badan tidak diatasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sebaiknya pahami dulu seluk beluk merawat tubuh, agar selalu tercium keharuman yang segar alami.
Keringat yang keluar dari tubuh awalnya tidak berbau. Akan tetapi ketika terjadi pembiakan bakteri, keringat berubah menjadi beraroma tidak sedap atau Bau Badan. Selain bakteri, beberapa faktor lain pun juga bisa menimbulkan Bau Badan, antara lain kebiasaan makan makanan seperti petai, bawang putih atau makanan yang mengandung alkohol. Gangguan fungsi organ ginjal atau hati pada stadium lanjut akan berdampak pada produksi keringat oleh kelenjar Ekrin. Selain itu stres juga memacu produksi keringat, sebab kelenjar Ekrin dan Aprokin menjadi lebih aktif.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tubuh agar senantiasa segar dan bebas dari aroma tidak sedap misalnya kurangi makanan pedas dan biasakan mengkonsumsi makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Mandilah 2 kali dalam seharidan kenakan busana yang tidak terlalu ketat agar sirkulasi udara mengalir lebih baik. Sesudah berolah raga, biasakan untuk mandi. Sebelumnya minumlah air mineral secukupnya dan sesudahnya lakukan pendinginan. Cukurlah bulu ketiak secara teratur dan untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri, gunakan deodoran 12 jam setelah pencukuran, agar kulit tidak iritasi. Gunakan deodoran atau anti perspirant setelah mandi pada lipatan-lipatan tubuh yang sering mengeluarkan keringat. Juga gunakan Deodoran pada kaki sebelum bersepatu. Sering-seringlah melepas sepatu jika kaki berkeringat. Gunakan sabun antiseptik, terutama untuk daerah-daerah lipatan tubuh.
Deodoran dan antiperspirant sebenarnya bekerja dengan cara yang berbeda walau sama-sama ditujukan untuk membunuh bakteri penyebab bau badan. Perbedaannya, antiperspirant yang banyak mengandung senyawa aluminium selain membunuh bakteri juga bertugas mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan kelenjar apocrine. Keringat pada kelenjar inilah yang bisa menimbulkan bau badan ketika bereaksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit. Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit, pada suhu 35 derajat Celcius. Antiperspirant mampu mengurangi jumlah produksi keringat 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal. Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat. Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali (resobsi) oleh jaringan kulit. Jika Anda membaca bagian belakang kemasan deodoran antikeringat, bahan-bahan seperti almunium chlorohydrate, almunium chloride, almunium hydroxibromyde, dan almunium zirconium trichlorohydrex gly, adalah bahan-bahan yang paling umum digunakan.
Bagaimana dengan deodoran? Deodoran tidak berfungsi menekan jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh, tetapi mengandung: wangi-wangian, untuk menghilangkan bau badan, dan bahan-bahan kimia seperti triclosan atau alkohol yang membunuh bakteri-bakteri yang menimbulkan bau badan. Secara umum, deodoran dilengkapi antibiotik topikal, mencegah dekomposis bakteri dengan membuang atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Antibiotika topikal seperti gentamisin, neomisin, basitrasin terbukti cukup efektif sebagai antibakteri, tapi perlu diwaspadai adanya kemungkinan menimbulkan efek samping berupa alergi, terutama pada pemakaian neomisin.
Meski telah mencoba cara-cara di atas, bahkan telah mencoba pula mengombinasikannya, ada kalanya hasilnya kurang memuaskan. Jika ini yang terjadi, agaknya perlu dipertimbangkan untuk dilakukan operasi pengangkatan kelenjar keringat. Ada dua cara untuk operasi ini, yaitu dengan mengangkat kelenjar keringat yang hipraktif saja, atau dengan cara mengangkat seluruh kelenjar keringat di ketiak. So.. anda bermasalah dengan bau badan? Jauhi saya ya.. hahaha

Rabu, 06 Juli 2011

Kala Sesal Tak Lagi Kurasa

Dulu.. tatkala langkah ini kuawali..
Letih sering kurasa di akhir hari
Lelah sering kubawa dalam lelap tidurku menanti pagi
Dan gontai sering kualami saat coba tapakkan kaki
Diiring air mata yang malu kuakui sering jatuh di pipi
Ada gurat sesalku di sana.. mengapa kupilih jalan ini

Hitungan tahun yang lalu..
Kala mulai bisa menapak mantap
Akupun tiba-tiba dipaksa berlari
Kencang.. walau ujung tak kutahu pasti
Terjatuh.. berdarah.. namun aku masih bangkit lagi
Dan masih mencoba berlari walau kutahu ada batas raga ini
Kuingat sesal membekas di sana.. kenapa harus kuturuti

Beberapa waktu yang lalu..
Kala emas datang menghampiri
Masih kugenggam engkau sang perak
Rapat-rapat dalam tangkupan jemari mungilku
Tak kulepas walau sang emas menari menggoda
Sbab kuberharap kau berubah menjadi sama saat kubuka telapakku
Kembali sesalku membuncah.. kala kau masih tetaplah sang perak

Kini.. hari-hari ini..
Walau kan kususuri jalanan sunyi..
Berkawan panas dan goda dunia
Melawan harkat dan nurani
Meski belum penuh bekal di ranselku
Meski belum bisa terbang diriku
Namun senyumku mengembang sempurna
Karena sesal tak lagi kurasa..
Aku telah siap untuk semua rintang yang ada..