Minggu, 25 September 2011

Barosok.. Satu yang unik di negeri ini..

Hanya masalah waktu.. ketika kita tertarik untuk mengingat, memikirkan, bahkan menuangkan dalam bentuk lagu atau tulisan, sebuah hal yang pernah kita ketahui. Akupun begitu.. Dalam dekapan target untuk menyelesaikan laporan mendadak di pagi ini, malah 'membuang waktu' untuk menulis tentang hal unik yang aku ketahui.


Barosok.. satu kebiasaan unik di daerah Sumatera Barat dimana pasti adikku yang keling ini lebih mengetahui tentang tradisi di kampungnya. Satu tradisi jual beli di pasar hewan yang mensyaratkan tawar menawar plus DEAL harga antara penjual dan pembeli dilakukan dengan bersalaman, dibalik kain sarung (lazimnya), jaket, atau baju kalau tidak membawa sarung, dan memanfaatkan jemari mereka untuk penanda naik turunnya harga. Hemh.. kebayang ribetnya bukan? telunjuk, kelingking, jempol, jari tengah, dan jari manis pun ada harganya di sini. Sayangnya dalam liputan di salah satu stasiun TV swasta di negeriku ini, tidak diungkap bagaimana jika di antara pembeli dan penjual ada yang mengalami cacat bawaan atau cacat karena kecelakaan dimana ada anggota jemarinya ada yang hilang. Pasti jadi lebih spesial karena masak iya hanya karena tak lengkap tidak boleh melakukan transaksi di pasar hewan..
Tradisi ini punya beragam makna yang menurutku salah satunya adalah bagaimana menjaga rahasia sesuatu yang tidak menguntungkan atau dalam kata lain merugikan jika diketahui umum. Hah? terang saja kawan.. harga hewan ternak yang sudah disepakati tentu memiliki banyak arti bagi penjual maupun pembelinya. Pertama, si penjual tetap menjaga kerahasiaan pasaran hewan-hewannya sehingga harga di pasar hewan tersebut tidak akan diacak-acak oleh oknum yang bermodal besar dengan cara banting harga di bawah harga para pejual lainnya. Kedua, si penjual bisa beroleh untung lebih jika memang lihai bertransaksi tanpa intervensi pihak lain saat momen tawar menawar berlangsung. Ketiga, bagi pembeli yang akan menjual kembali 'belanjaannya' bisa meninggikan label tawaran untuk hewannya tersebut untuk mencari untung. Keempat, pembeli akan lebih leluasa untuk nego harga karena saat itu hanya ada dirinya dan si penjual tanpa ada pembeli lainnya yang bisa saja menaikkan tawaran lebih tinggi. Kelima, bagi kita yang tidak melakukan merupakan pelajaran yang berharga mengenai arti pentingnya menjaga suatu rahasia.


Barosok, semoga tetap lestari sebab di negeri ini, rahasia seolah sudah tidak memiliki lagi ruang privasi untuk berlindung. Semua dikorek habis, ada yang memang untuk kebenaran, mencari sensasi, atau untuk menjatuhkan yang lain. Jika tradisi ini bisa diambil nilainya, tentu saja tidak ada lagi pematian karakter, korupsi massal atau berjemaat, dan kebohongan publik yang dilakukan oleh para pemimpin kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar