Jumat, 15 Juli 2011

Mengenal lagi tentang si Bau Badan..

    Iseng buka-buka file lama, menemukan file tentang sesuatu yang belum lama mengganggu aktivitasku. Yach.. itu kualami saat berdesakan di busway rute Kampung Melayu – Pasar Rebo dimana aku berdiri.. menderita.. di samping bapak-bapak yang Bau Badannya astajiiimmm.. luar biasa dahsyatnya.. Bila ini adalah kutipan dari blog tertentu, mohon maaf karena cuma nemu..
Udara panas dan lembab, seringkali membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Keringat pun mengucur sehingga akan menimbulkan bau yang tidak sedap atau Bau Badan. Tentu saja ini akan menjadi masalahmu dan orang di sekelilingmu kan? Untuk mengusir Bau Badan tersebut, ternyata parfum pun bukan satu-satunya pemecahannya. Perawatan tubuh lebih penting agar terpancar aroma segar mewangi dan membuat Anda tampil percaya diri. Mandi parfum setiap saat atau berendam dalam bathtub berbusa sabun wangi akan menjadi sia-sia bila masalah dasar pemicu Bau Badan tidak diatasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sebaiknya pahami dulu seluk beluk merawat tubuh, agar selalu tercium keharuman yang segar alami.
Keringat yang keluar dari tubuh awalnya tidak berbau. Akan tetapi ketika terjadi pembiakan bakteri, keringat berubah menjadi beraroma tidak sedap atau Bau Badan. Selain bakteri, beberapa faktor lain pun juga bisa menimbulkan Bau Badan, antara lain kebiasaan makan makanan seperti petai, bawang putih atau makanan yang mengandung alkohol. Gangguan fungsi organ ginjal atau hati pada stadium lanjut akan berdampak pada produksi keringat oleh kelenjar Ekrin. Selain itu stres juga memacu produksi keringat, sebab kelenjar Ekrin dan Aprokin menjadi lebih aktif.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tubuh agar senantiasa segar dan bebas dari aroma tidak sedap misalnya kurangi makanan pedas dan biasakan mengkonsumsi makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Mandilah 2 kali dalam seharidan kenakan busana yang tidak terlalu ketat agar sirkulasi udara mengalir lebih baik. Sesudah berolah raga, biasakan untuk mandi. Sebelumnya minumlah air mineral secukupnya dan sesudahnya lakukan pendinginan. Cukurlah bulu ketiak secara teratur dan untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri, gunakan deodoran 12 jam setelah pencukuran, agar kulit tidak iritasi. Gunakan deodoran atau anti perspirant setelah mandi pada lipatan-lipatan tubuh yang sering mengeluarkan keringat. Juga gunakan Deodoran pada kaki sebelum bersepatu. Sering-seringlah melepas sepatu jika kaki berkeringat. Gunakan sabun antiseptik, terutama untuk daerah-daerah lipatan tubuh.
Deodoran dan antiperspirant sebenarnya bekerja dengan cara yang berbeda walau sama-sama ditujukan untuk membunuh bakteri penyebab bau badan. Perbedaannya, antiperspirant yang banyak mengandung senyawa aluminium selain membunuh bakteri juga bertugas mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan kelenjar apocrine. Keringat pada kelenjar inilah yang bisa menimbulkan bau badan ketika bereaksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit. Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit, pada suhu 35 derajat Celcius. Antiperspirant mampu mengurangi jumlah produksi keringat 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal. Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat. Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali (resobsi) oleh jaringan kulit. Jika Anda membaca bagian belakang kemasan deodoran antikeringat, bahan-bahan seperti almunium chlorohydrate, almunium chloride, almunium hydroxibromyde, dan almunium zirconium trichlorohydrex gly, adalah bahan-bahan yang paling umum digunakan.
Bagaimana dengan deodoran? Deodoran tidak berfungsi menekan jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh, tetapi mengandung: wangi-wangian, untuk menghilangkan bau badan, dan bahan-bahan kimia seperti triclosan atau alkohol yang membunuh bakteri-bakteri yang menimbulkan bau badan. Secara umum, deodoran dilengkapi antibiotik topikal, mencegah dekomposis bakteri dengan membuang atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Antibiotika topikal seperti gentamisin, neomisin, basitrasin terbukti cukup efektif sebagai antibakteri, tapi perlu diwaspadai adanya kemungkinan menimbulkan efek samping berupa alergi, terutama pada pemakaian neomisin.
Meski telah mencoba cara-cara di atas, bahkan telah mencoba pula mengombinasikannya, ada kalanya hasilnya kurang memuaskan. Jika ini yang terjadi, agaknya perlu dipertimbangkan untuk dilakukan operasi pengangkatan kelenjar keringat. Ada dua cara untuk operasi ini, yaitu dengan mengangkat kelenjar keringat yang hipraktif saja, atau dengan cara mengangkat seluruh kelenjar keringat di ketiak. So.. anda bermasalah dengan bau badan? Jauhi saya ya.. hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar